Kamis, 21 Oktober 2010

The Love Story of BumEun #1

Diposting oleh Tik▲ ツ di 02.42
^_^
Selamat datang di FF baruku.
Hehe…
Sekarang aku udh bikin Part 1 dr FF baruku…
CAST : BUMSSO *sudah pasti*
CAMEO :  ibu So Eun,  Kim Hyun Joo *kakak Kim Bum*

Detik demi detik terus berlalu. Hujan tak kunjung puasnya menyiram bumi. Gadis cantik itu terus melangkah. Tak perduli meski hujan mengguyurnya, ia tetap memandang sekelilingnya kosong, seakan” sedang memikirkan sesuatu. Gadis itu duduk di sebuah kursi panjang di dekatnya, dan pada saat itulah, ia merasa pusing sekali.
Kepalanya terasa berat. Wajahnya pucat. Bibirnya ungu dan ia sudah tak kuat lagi berdiri. Apa yg terjadi padanya? Tiba”, semua gelap.

Pandangannya  masih buram tetapi ia tetap dapat melihat benda” di sana. Ia melihat berbagai pernak-pernik, gitar, drum, dan peralatan lainnya di kamar nuansa biru itu. Dimana aku?, ia berujar di dalam hati.
Pakaiannya juga sudah berganti. Siapa yg memakaikannya?
Di samping ia berbaring, terdapat meja dimana terhidang makanan” lezat di situ. Ada banchan, kimchi, gimbap dan masih banyak lagi! Karena lapar, gadis bernama So Eun itu pun mengambil satu mangkuk kimchi lalu melahapnya. Begitulah seterusnya. Sampai”, makanan itu hampir habis di lahap So Eun.
Tak lama kemudian, pintu terbuka. Seorang lelaki yg tampan, gagah dan kelihatannya baik masuk ke dalam. Ia menutup pelan pintu kamar.
“Kyaa! Ada penyusup! Pergi, pergi!!! Kau mau apaaa?!” teriak So Eun histeris seraya mengambil sapu ijuk. Laki” itu hanya cengengesan.
“Silahkan saja kalau berani.”
“Kau mau menantangku, hah?!” So Eun mengarahkan sapu itu ke wajah si pria tapi dengan mudah, ia menangkasnya.
“Si… siapa kau?! Berani”nya masuk ke dalam, padahal ada aku!” ujar So Eun yg masih kesal. “Apa… jangan”… kau yg mengganti pakaianku ya?!” tuduh So Eun.
Pria itu memandang So Eun tajam. “Aku? Gila saja, yg mengganti bajumu adlh kakakku!”
“Hh, kau siapa, hah?!”
“AKU PEMILIK KAMAR INI, TAHU! KAU PABO SEKALI, SIH?!” balas pria itu.
So Eun terbengong-bengong. “Jadi, kau pemilik kamar ini?”
“IYAA!”
“Ups! Maaf, mianhae… maaf maaf, aku kan tidak tahu. Lagipula, siapa suruh kau membawaku kemari?”
Pria itu mengatur napasnya. “Tadi kau kan pingsannn, jadi… daripada ku diamkan, makanya kubawa kau ke rumahkuu!”
“Oo…” So Eun manggut-manggut. “By the way, gomawo ya… mmm, ya sudah, aku pergi dulu. Terimakasih juga makanannya! Yummyy…” So Eun berlari meninggalkan pria itu sendiriam di kamarnya.
“Makanan? Ckckck… baru kali ini aku bertemu dgn gadis seaneh dia.” Pria itu menghela napas. Ia memandang meja tempat hidangan makanannya. Ia terbengong-bengong. “Makananku? Dimana makananku? Oh, makananku?”
Pria itu terdiam lalu mendengus kesal. “HHHH, GADIS RAKUS! HHHH!!!”

***

Hari itu, So Eun masih lemas karena mengingat kejadian kemarin. Ia tidak di terima bekerja di suatu pabrik tekstil. Padahal kemampuannya menenun tak dapat di ragukan lagi. So Eun tak kuat jika harus mengabarkan pada ibunya bahwa ia tak di terima. Jadi So Eun terpaksa berbohong.
“Eomma tenang saja, aku pasti akan bekerja dengan baik,” ucap So Eun. Terdengar nada sedih dlm perkataannya.
“Anakku, eomma sangat senang jika kau sudah mendapatkan pekerjaan. Eomma sangat senang sekali. Eomma sudah tua dan tak bisa memenuhi kebutuhanmu sepenuhnya. Maafkan eomma,” kata ibunya sambil tersenyum. Melihat itu, rasanya So Eun ingin menangis.
“Aku janji akan membahagiakan eomma.”
“Terimakasih, anakku. Uhuk uhuk…”
“Eomma kenapa?”
“Tidak… kalau sudah tua memang beginilah keadaannya.” Ibu So Eun mengubah posisi duduknya menghadap So Eun. “So Eun, karena kakak”mu sudah menikah semua, eomma jadi merasa kesepian bila kau bekerja. Maka, cepatlah menikah, karena aku ingin cepat-cepat menggendong cucu sebelum meninggal.”
“Eomma! Eomma tidak boleh berbicara seperti itu. Eomma pasti kuat. Aku juga akan berjanji, akan cepat”… mencari lelaki yg pantas untukku,” sahut So Eun.
“Baiklah. Kau sudah berjanji, ya. Sudah pergi sana. Nanti kau telat bekerja.”
“Dadah, eomma! Aku akan cepat pulang!” So Eun melambaikan tangannya.
Ia melangkah lunglai. So Eun membuka koran, mencari” daftar pekerjaan. Hingga akhirnya, ia menemukan satu pekerjaan yg membuatnya tertarik :
“DI CARI : VOKALIS UNTUK BAND TERNAMA, BumEun”
So Eun berpikir bahwa suaranya tidak bagus sama sekali. Ia tidak bisa menyanyi. Tapi hanya pekerjaan itulah yg membuatnya tertarik. Entah kenapa bisa begitu.
So Eun ingin menuju ke kantor pendaftaran. Dan anehnya lagi, ia begitu bersemangat. Dulu, So Eun sangat membenci musik.

***

“Permisi, annyeong…” sapa So Eun ramah kepada resepsionis.
“Ya?”
“Mm. Saya berminat menjadi vokalis band BumEun…” terang So Eun.
“Oh, anda sudah berpengalaman menjadi penyanyi?”
Entah kenapa tiba” So Eun mengucapkan kata “Ya.”
Resepsionis itu memandu So Eun menuju ke sebuah ruangan. Di pintu ruangan itu tertulis : “MANAJER BAND”
“Masuklah. Bicara dulu dgn manajer Bum.”
“Oh ya? Baiklah.” So Eun masuk ke dalam. Pintu di tutup. Ia menghampiri seseorang yg sedang berdiri membelakanginya.
“Maaf Pak… saya ingin mendaftar sbg vokalis band. Ini surat” saya yg di perlukan…”
Ketika manajer itu berbalik, alangkah kagetnya So Eun. “Kau?!”
“Kau?! Cewek yg waktu itu merampok makananku?!” ujar sang manajer tak kalah kaget.
“Kenapa kau ada disini??!”
Sang manajer tersenyum sinis. “Lagi-lagi, si gadis bodoh bertanya. Aku manajer disini! Kau bisa baca tidak? Nih!” dia menunjukkan kartu namanya.
“Kim Bum?” So Eun memandangnya kesal. “Kenapa aku mesti bertemu denganmu lagi, sih?!”
“Ya, aku juga tak sudi bertemu lagi denganmu, Gadis Bodoh!”
“Hei, aku bukan Gadis Bodoh, Jelek!” balas So Eun.
“Hhh!” gerutu Kim Bum. Seketika hening sejenak. Kemudian So Eun membuka suara.
“Sudah, lupakan! Aku kesini ingin mendaftar sebagai vokalis bandmu.”
“Benarkah? Aku baru tahu kau bisa menyanyi.”
“Huh, aku tak bisa menyanyi. Tapi mau bagaimana lagi? Aku sudah mencari” pekerjaan hampir ke ujung dunia dan tak ketemu juga. Ibuku sudah tak bisa bekerja lagi. Akulah yg dipercaya untuk menjadi tulang punggung keluarga. Jadi terpaksa aku mendaftar disini saja,” jelas So Eun.
Kim Bum yg melihat itu merasa iba. “Hh, baiklah, kau ikut aku!” Kim Bum menarik tangan So Eun mengikutinya. Di dalam hati Kim Bum, ia merasa deg”an.
Sampai di tengah lorong, Kim Bum berhenti sebentar.
“Tunggu! Aku mau bilang sesuatu.”
“Apa?” tanya So Eun.
“Hm,” ia menggumam. “Bisa kan, aku minta nomor handphonemu? Untuk menghubungimu jika ada sesuatu…” lanjutnya pelan.
“Ha? Baiklah…” Walau So Eun masih belum mengerti kenapa Kim Bum meminta nopenya, ia menuruti calon manajernya itu. *coba calon suami, hwhw*
“Oke, gomawo! Ayo!” Kim Bum kembali menggandeng So Eun. Kenapa ya? Kok dr tadi, dia menggandengku terus? Iih, desah So Eun di dlm hati.
Sampailah mereka di sebuah ruangan. Mm, kelihatannya itu tempat untuk latihan. Di sana ada 4 orang. So Eun tahu, mereka” adalah personil band BumEun.
“Selamat datang!” sahut seorang cewek yg sedang bermain piano. Ia satu”nya perempuan di band itu. So Eun tersenyum. “Ya…”
Kemudian Kim Bum berbisik, “Itu temanmu nanti. Namanya Ji Yeon.”
“Ooh…” So Eun manggut”.
“Teman”! Dia calon vokalis kita. Jadi ajari dia baik”, oke? Aku tinggal dulu, ya.” Kim Bum melangkah keluar ruangan.  Sebelum pergi, So Eun melihat sebersit senyuman di wajah manis Kim Bum. Kenapa lagi dia?
Ji Yeon berkata lagi. “Siapa dirimu?”
“Aku So Eun. Salam kenal, Yeon,” ujar So Eun.
“So Eun? Nama yg sangat bagus.” Ji Yeon berkomentar. “Perkenalkan, ini Seung Hoo gitaris, ini Min Hoo drummer, dan ini… Sungmin, gitaris kedua.”
So Eun tersenyum kpda mereka semua.
Tetapi anehnya, saat So Eun sedang melirik ke arah Sungmin, lelaki itu sedang memperhatikannya begitu erat, seakan” ada sesuatu yg menarik pada So Eun. Karena risih di perhatikan seperti itu, So Eun pun berbicara kpda Ji Yeon.
“Ji Yeon, Kim Bum itu… seperti apa sifatnya?” Tanpa So Eun sadari, kata” itu keluar begitu saja dr mulutnya.
Ji Yeon dan yg lain *kecuali Sungmin* tertawa cekikikan.
“Kau suka padanya?” tebak Min Hoo.
“Tidak, tidak! Idih…” sanggah So Eun. “Aku cuma bertanyaa!!!”
“Masa?!” timpal Seung Hoo.
Ji Yeon yg masih tertawa hanya berujar, “Kami lihat”, kau cocok juga dengannya. Selama ini, Kim Bum selalu di khianati oleh mantan pacarnya. Ckck. Kami kasihan meihatnya,” jelas Ji Yeon.
So Eun terdiam.
“Dan kami punya pemikiran ingin menjodohkannya denganmu!” celetuk Min Ho. Cowok berperawakan dingin ini ternyata punya selera humor yg tinggi.
“Apa-apaan, sih?!”
“So Eun, benar deh, kau cocok sekali dengannya! Kami juga sempat berpikir, nama band ini juga di ambil dr nama kalian berdua. ‘BumEUN’. Keke, kok bisa pas begitu, ya?” Ji Yeon menjulurkan lidahnya.
 “Sudah, ah… aku kesini kan mau mendaftar jadi vokalis, bukan jadi bahan untuk di ejek-ejek,” sungut So Eun kesal.
“Baiklah, mianhae. Kami memang suka meledek orang.”
“Hm, kau penyanyi, ya?” tanya Ji Yeon.
So Eun menggeleng. “Bagaimana mau jadi penyanyi, aku saja tidak bisa menyanyi!” ucap So Eun dgn polosnya.
“Hah?! Kalau begitu kenapa kau mendaftar jdi vokalis?” tanya Seung Hoo.
“Ya karena tidak ada pilihan lain!” ujar So Eun. Sebenarnya di dlm hati, ia sangat berminat menjadi vokalis band BumEun.
“Ooh, ya sudah, ayo latihan!”
Tiba” mata So Eun menangkap sebuah foto di dinding. Foto Kim Bum dengan seseorang yg sangat di kenalnya…

^_^TO BE CONTINUED^_^

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 21 Oktober 2010

The Love Story of BumEun #1

Diposting oleh Tik▲ ツ di 02.42
^_^
Selamat datang di FF baruku.
Hehe…
Sekarang aku udh bikin Part 1 dr FF baruku…
CAST : BUMSSO *sudah pasti*
CAMEO :  ibu So Eun,  Kim Hyun Joo *kakak Kim Bum*

Detik demi detik terus berlalu. Hujan tak kunjung puasnya menyiram bumi. Gadis cantik itu terus melangkah. Tak perduli meski hujan mengguyurnya, ia tetap memandang sekelilingnya kosong, seakan” sedang memikirkan sesuatu. Gadis itu duduk di sebuah kursi panjang di dekatnya, dan pada saat itulah, ia merasa pusing sekali.
Kepalanya terasa berat. Wajahnya pucat. Bibirnya ungu dan ia sudah tak kuat lagi berdiri. Apa yg terjadi padanya? Tiba”, semua gelap.

Pandangannya  masih buram tetapi ia tetap dapat melihat benda” di sana. Ia melihat berbagai pernak-pernik, gitar, drum, dan peralatan lainnya di kamar nuansa biru itu. Dimana aku?, ia berujar di dalam hati.
Pakaiannya juga sudah berganti. Siapa yg memakaikannya?
Di samping ia berbaring, terdapat meja dimana terhidang makanan” lezat di situ. Ada banchan, kimchi, gimbap dan masih banyak lagi! Karena lapar, gadis bernama So Eun itu pun mengambil satu mangkuk kimchi lalu melahapnya. Begitulah seterusnya. Sampai”, makanan itu hampir habis di lahap So Eun.
Tak lama kemudian, pintu terbuka. Seorang lelaki yg tampan, gagah dan kelihatannya baik masuk ke dalam. Ia menutup pelan pintu kamar.
“Kyaa! Ada penyusup! Pergi, pergi!!! Kau mau apaaa?!” teriak So Eun histeris seraya mengambil sapu ijuk. Laki” itu hanya cengengesan.
“Silahkan saja kalau berani.”
“Kau mau menantangku, hah?!” So Eun mengarahkan sapu itu ke wajah si pria tapi dengan mudah, ia menangkasnya.
“Si… siapa kau?! Berani”nya masuk ke dalam, padahal ada aku!” ujar So Eun yg masih kesal. “Apa… jangan”… kau yg mengganti pakaianku ya?!” tuduh So Eun.
Pria itu memandang So Eun tajam. “Aku? Gila saja, yg mengganti bajumu adlh kakakku!”
“Hh, kau siapa, hah?!”
“AKU PEMILIK KAMAR INI, TAHU! KAU PABO SEKALI, SIH?!” balas pria itu.
So Eun terbengong-bengong. “Jadi, kau pemilik kamar ini?”
“IYAA!”
“Ups! Maaf, mianhae… maaf maaf, aku kan tidak tahu. Lagipula, siapa suruh kau membawaku kemari?”
Pria itu mengatur napasnya. “Tadi kau kan pingsannn, jadi… daripada ku diamkan, makanya kubawa kau ke rumahkuu!”
“Oo…” So Eun manggut-manggut. “By the way, gomawo ya… mmm, ya sudah, aku pergi dulu. Terimakasih juga makanannya! Yummyy…” So Eun berlari meninggalkan pria itu sendiriam di kamarnya.
“Makanan? Ckckck… baru kali ini aku bertemu dgn gadis seaneh dia.” Pria itu menghela napas. Ia memandang meja tempat hidangan makanannya. Ia terbengong-bengong. “Makananku? Dimana makananku? Oh, makananku?”
Pria itu terdiam lalu mendengus kesal. “HHHH, GADIS RAKUS! HHHH!!!”

***

Hari itu, So Eun masih lemas karena mengingat kejadian kemarin. Ia tidak di terima bekerja di suatu pabrik tekstil. Padahal kemampuannya menenun tak dapat di ragukan lagi. So Eun tak kuat jika harus mengabarkan pada ibunya bahwa ia tak di terima. Jadi So Eun terpaksa berbohong.
“Eomma tenang saja, aku pasti akan bekerja dengan baik,” ucap So Eun. Terdengar nada sedih dlm perkataannya.
“Anakku, eomma sangat senang jika kau sudah mendapatkan pekerjaan. Eomma sangat senang sekali. Eomma sudah tua dan tak bisa memenuhi kebutuhanmu sepenuhnya. Maafkan eomma,” kata ibunya sambil tersenyum. Melihat itu, rasanya So Eun ingin menangis.
“Aku janji akan membahagiakan eomma.”
“Terimakasih, anakku. Uhuk uhuk…”
“Eomma kenapa?”
“Tidak… kalau sudah tua memang beginilah keadaannya.” Ibu So Eun mengubah posisi duduknya menghadap So Eun. “So Eun, karena kakak”mu sudah menikah semua, eomma jadi merasa kesepian bila kau bekerja. Maka, cepatlah menikah, karena aku ingin cepat-cepat menggendong cucu sebelum meninggal.”
“Eomma! Eomma tidak boleh berbicara seperti itu. Eomma pasti kuat. Aku juga akan berjanji, akan cepat”… mencari lelaki yg pantas untukku,” sahut So Eun.
“Baiklah. Kau sudah berjanji, ya. Sudah pergi sana. Nanti kau telat bekerja.”
“Dadah, eomma! Aku akan cepat pulang!” So Eun melambaikan tangannya.
Ia melangkah lunglai. So Eun membuka koran, mencari” daftar pekerjaan. Hingga akhirnya, ia menemukan satu pekerjaan yg membuatnya tertarik :
“DI CARI : VOKALIS UNTUK BAND TERNAMA, BumEun”
So Eun berpikir bahwa suaranya tidak bagus sama sekali. Ia tidak bisa menyanyi. Tapi hanya pekerjaan itulah yg membuatnya tertarik. Entah kenapa bisa begitu.
So Eun ingin menuju ke kantor pendaftaran. Dan anehnya lagi, ia begitu bersemangat. Dulu, So Eun sangat membenci musik.

***

“Permisi, annyeong…” sapa So Eun ramah kepada resepsionis.
“Ya?”
“Mm. Saya berminat menjadi vokalis band BumEun…” terang So Eun.
“Oh, anda sudah berpengalaman menjadi penyanyi?”
Entah kenapa tiba” So Eun mengucapkan kata “Ya.”
Resepsionis itu memandu So Eun menuju ke sebuah ruangan. Di pintu ruangan itu tertulis : “MANAJER BAND”
“Masuklah. Bicara dulu dgn manajer Bum.”
“Oh ya? Baiklah.” So Eun masuk ke dalam. Pintu di tutup. Ia menghampiri seseorang yg sedang berdiri membelakanginya.
“Maaf Pak… saya ingin mendaftar sbg vokalis band. Ini surat” saya yg di perlukan…”
Ketika manajer itu berbalik, alangkah kagetnya So Eun. “Kau?!”
“Kau?! Cewek yg waktu itu merampok makananku?!” ujar sang manajer tak kalah kaget.
“Kenapa kau ada disini??!”
Sang manajer tersenyum sinis. “Lagi-lagi, si gadis bodoh bertanya. Aku manajer disini! Kau bisa baca tidak? Nih!” dia menunjukkan kartu namanya.
“Kim Bum?” So Eun memandangnya kesal. “Kenapa aku mesti bertemu denganmu lagi, sih?!”
“Ya, aku juga tak sudi bertemu lagi denganmu, Gadis Bodoh!”
“Hei, aku bukan Gadis Bodoh, Jelek!” balas So Eun.
“Hhh!” gerutu Kim Bum. Seketika hening sejenak. Kemudian So Eun membuka suara.
“Sudah, lupakan! Aku kesini ingin mendaftar sebagai vokalis bandmu.”
“Benarkah? Aku baru tahu kau bisa menyanyi.”
“Huh, aku tak bisa menyanyi. Tapi mau bagaimana lagi? Aku sudah mencari” pekerjaan hampir ke ujung dunia dan tak ketemu juga. Ibuku sudah tak bisa bekerja lagi. Akulah yg dipercaya untuk menjadi tulang punggung keluarga. Jadi terpaksa aku mendaftar disini saja,” jelas So Eun.
Kim Bum yg melihat itu merasa iba. “Hh, baiklah, kau ikut aku!” Kim Bum menarik tangan So Eun mengikutinya. Di dalam hati Kim Bum, ia merasa deg”an.
Sampai di tengah lorong, Kim Bum berhenti sebentar.
“Tunggu! Aku mau bilang sesuatu.”
“Apa?” tanya So Eun.
“Hm,” ia menggumam. “Bisa kan, aku minta nomor handphonemu? Untuk menghubungimu jika ada sesuatu…” lanjutnya pelan.
“Ha? Baiklah…” Walau So Eun masih belum mengerti kenapa Kim Bum meminta nopenya, ia menuruti calon manajernya itu. *coba calon suami, hwhw*
“Oke, gomawo! Ayo!” Kim Bum kembali menggandeng So Eun. Kenapa ya? Kok dr tadi, dia menggandengku terus? Iih, desah So Eun di dlm hati.
Sampailah mereka di sebuah ruangan. Mm, kelihatannya itu tempat untuk latihan. Di sana ada 4 orang. So Eun tahu, mereka” adalah personil band BumEun.
“Selamat datang!” sahut seorang cewek yg sedang bermain piano. Ia satu”nya perempuan di band itu. So Eun tersenyum. “Ya…”
Kemudian Kim Bum berbisik, “Itu temanmu nanti. Namanya Ji Yeon.”
“Ooh…” So Eun manggut”.
“Teman”! Dia calon vokalis kita. Jadi ajari dia baik”, oke? Aku tinggal dulu, ya.” Kim Bum melangkah keluar ruangan.  Sebelum pergi, So Eun melihat sebersit senyuman di wajah manis Kim Bum. Kenapa lagi dia?
Ji Yeon berkata lagi. “Siapa dirimu?”
“Aku So Eun. Salam kenal, Yeon,” ujar So Eun.
“So Eun? Nama yg sangat bagus.” Ji Yeon berkomentar. “Perkenalkan, ini Seung Hoo gitaris, ini Min Hoo drummer, dan ini… Sungmin, gitaris kedua.”
So Eun tersenyum kpda mereka semua.
Tetapi anehnya, saat So Eun sedang melirik ke arah Sungmin, lelaki itu sedang memperhatikannya begitu erat, seakan” ada sesuatu yg menarik pada So Eun. Karena risih di perhatikan seperti itu, So Eun pun berbicara kpda Ji Yeon.
“Ji Yeon, Kim Bum itu… seperti apa sifatnya?” Tanpa So Eun sadari, kata” itu keluar begitu saja dr mulutnya.
Ji Yeon dan yg lain *kecuali Sungmin* tertawa cekikikan.
“Kau suka padanya?” tebak Min Hoo.
“Tidak, tidak! Idih…” sanggah So Eun. “Aku cuma bertanyaa!!!”
“Masa?!” timpal Seung Hoo.
Ji Yeon yg masih tertawa hanya berujar, “Kami lihat”, kau cocok juga dengannya. Selama ini, Kim Bum selalu di khianati oleh mantan pacarnya. Ckck. Kami kasihan meihatnya,” jelas Ji Yeon.
So Eun terdiam.
“Dan kami punya pemikiran ingin menjodohkannya denganmu!” celetuk Min Ho. Cowok berperawakan dingin ini ternyata punya selera humor yg tinggi.
“Apa-apaan, sih?!”
“So Eun, benar deh, kau cocok sekali dengannya! Kami juga sempat berpikir, nama band ini juga di ambil dr nama kalian berdua. ‘BumEUN’. Keke, kok bisa pas begitu, ya?” Ji Yeon menjulurkan lidahnya.
 “Sudah, ah… aku kesini kan mau mendaftar jadi vokalis, bukan jadi bahan untuk di ejek-ejek,” sungut So Eun kesal.
“Baiklah, mianhae. Kami memang suka meledek orang.”
“Hm, kau penyanyi, ya?” tanya Ji Yeon.
So Eun menggeleng. “Bagaimana mau jadi penyanyi, aku saja tidak bisa menyanyi!” ucap So Eun dgn polosnya.
“Hah?! Kalau begitu kenapa kau mendaftar jdi vokalis?” tanya Seung Hoo.
“Ya karena tidak ada pilihan lain!” ujar So Eun. Sebenarnya di dlm hati, ia sangat berminat menjadi vokalis band BumEun.
“Ooh, ya sudah, ayo latihan!”
Tiba” mata So Eun menangkap sebuah foto di dinding. Foto Kim Bum dengan seseorang yg sangat di kenalnya…

^_^TO BE CONTINUED^_^

0 komentar on "The Love Story of BumEun #1"

Posting Komentar

 

Only Me Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez